Sabtu, 27 Agustus 2016

tes tes tes

tesssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

Jumat, 24 Desember 2010

  •  MENGAPA DOAKU BELUM DIKABULKAN?                                                                                                                                                                                                

  • by: sugiyanto


  • “ Kenapa yah Alloh swt, belum juga mengabulkan doaku? Adakah yang salah dengan diriku? Padahal aku sudah shalat Tahajud, puasa senin-kamis dan berdoa hampir setiap malam.”
    Demikian sering kita dengar keluh kesah dari orang lain dan bahkan kita sendiripun mengalaminya. Doa yang belum juga dimakbulkan Allah aza wa jalla. Padahal dalam QS. Al-Mu’min (40):60, Allah berfirman,” Berdoalah kepada-Ku, niscaya Ku-ijabah permohonanmu…”
    Nabi Zakaria as. Perlu 60 tahun untuk dikabulkan doanya oleh Allah, berdoa untuk diberi keturunan. Demikian juga nabi Musa setelah 40 tahun berdoa untuk keruntuhan Fir’aun.
    Para nabi yang merupakan duta-duta Allah dimuka bumi dan orang yang terbebas dari dosa malah tak henti-hentinya berdoa dan sekian lama baru terkabulkan, bahkan junjungan kita nabi Muhammad saw.seorang yang ma’shum dari dosa, senantiasa beristiqfar 70 kali setiap harinya.
    Layakkah kita menuntut Allah agar segera mengabulkan doa kita? Sementara setiap hari kita bergumul dengan dosa, entah dosa perbuatan, dosa perkataan, dosa mata, dosa telinga, dosa mulut maupun dosa hati.
    Rasulullah pernah bersabda,” Doa seseorang senantiasa dikabulkan selama ia tidak berdoa dengan menyandang dosa (masih melakukan tindakan dosa ), atau memutuskan silaturahmi, dan selama ia tidak terburu-buru. Nabi ditanya , “ya Rasulullah, apa maksud terburu-buru itu?” Rasulullah saw menjawab,” Pendoa mengucapkan aku telah berdoa dan berdoa tapi belum juga dikabulkan,” sehingga ia merasa jengkel lalu tidak berdoa lagi.” ( HR. Bukhari Muslim)
    Meski rasul-Nya telah memberi peringatan tentang bagaimana seharusnya berdoa, tetapi Allah tidak menampik doa para pendoa yang tergesa-gesa itu. Dalam hadist Qudsi, Allah berkata kepada para malaikat,” Disebelah sana ada hamba-Ku yang fasik, banyak berbuat dosa, berdoa kepada-ku. Penuhi permintaannya dengan segera! Karena Aku sudah jera mendengar suaranya. Ditempat lain, ada seorang hamba-ku yang saleh sedang berdoa kepada-Ku. Tangguhkan permintaannya! Karena Aku senang mendengar rintihannya.” (lih. KH.Dr.Jalaludin Rakhmat dalam buku Memaknai Kematian).
    Dengan demikian dapat dicatat dua hal yang perlu dicermati.
    Pertama, tidak ada doa yang tidak diterima. Semua pasti makbul, pasti diijabah. Semua hanya soal waktu. Kedua , dalam doa, hakekatnya Allah menuntut rasa cinta kita kapada-Nya. Bukan
    “ Cinta tidak berhutang dan tidak berpiutang. Cinta tidak dapat dibeli, tidak dapat dijual. Kalau dia memberikan adalah memberikan semua. Kalau dia mengambil, adalah mengambil semua. Dia selalu cukup sebagaimana adanya, tidak pernah berlebih dan tidak pula kurang. Begitu tempo hari, begitu kini dan begitu pula selama-lamanya. ( Hamka, dalam esai seni dan cinta, Horison Esai Indonesia, 2003).
  • Kamis, 23 Desember 2010

    PUISI PENDIDIKAN & PAHLAWAN

    KUMPULAN PUISI
    JUDUL        : BINTANG MASA DEPAN
    TEMA          : PENDIDIKAN, PAHLAWAN
    PENULIS    : AKHID HERU PRABAWA


    1. Pena Hitam
    Ayam mencuat kokok di kala pagi
    Sang mentari bangun meyejukkan hati
    Membawa daku ingin mandi
    Hasrat pun tak terbendung
    Membawa maksud untuk mengepung
    Berbagai ilmu yang menggunung
    Ke sekolah daku berangkat
    Tak lupa tas aku angkat
    Pena hitam pun ikut mangkat
    Dan kugoreskan dengan singkat
    Daku ingin dapat cepat
    Tidak mau dengan lambat
    Pena hitam mengubah nasib
    dengan makrifat.

    2. Kemerdekaan Indonesia
    Aku bisa tertawa
    Aku bisa bergaya
    Aku bisa berpesta
    Aku bisa tamasya
    Karena Indonesia telah merdeka
    Kemerdekaan yang mahal harganya
    yang tak dapat diukur dengan harta
    sekalipun segunung, sepulau bahkan sebenua
    Kini kewajibanku sebagai anak bangsa
    Belajar tekun untuk membangun bangsa
    Agar nanti menjadi negara yang kaya raya
    Aku ingin….
    Pahlawan yang telah gugur dahulu
    dapat tertawa lega melihat anak cucunya bahagia
    Mereka dapat tidur nyenyak di sisi-Nya

    3. Bangunlah Ibu Pertiwiku
    Kami saksikan suasana luka lara
    menerpa Ibu Pertiwi
    Kami tak habis pikir
    Apa gerangan engkau bersedih
    Mengapa keadaanmu begitu mengkhawatirkan
    begitu mencemaskan
    Kami tahu kami begitu durhaka
    Tak pernah berbakti kepadamu
    Kerusakan, perpecahan, pertikaian
    ,banyak kami lakukan
    Dan hanyalah maaf yang dapat kami pinta
    Selagi engkau masih mau menerima
    Di hati kami tak ada bisikan selain minta maaf ,
    dan menyaksikan engkau bangun
    melawan keruntuhan itu

    4. Suara Hati Untuk Bangsa Penjajah
    Menangis pedih hati ini teringat
    Merintih perih jiwa ini terngiang
    Masa masa di mana semua orang tak punya kebebasan
    Hari –Hari di kala semua tercengkal oleh aturan kejam
    Wahai bangsa penjajah dimana hati nuranimu?
    Apakah engkau tidak mempunyai mata hati ?
    Dimana sebenarya rasa kemanusiaanmu berada ?
    Sungguh kejam kau perbuat waktu itu
    Manusia kau perlakukan seperti binatang
    Kau pekerjakan paksa orang – orang tak berdosa
    Mereka menangis, merintih , dan menahan keluh
    Dan kau diam saja lagi senang
    Memang,sudah sepantasnyalah engkau binasa dari muka bumi ini

    5. Ayo Membaca
    Sesobek kertas telah diberikan
    Seuntai tulisan juga berada di dalamnya
    Duhai anak yang malang
    Kenapa engkau diam saja ?
    Kenapa kertas itu hanya kau simpan ?
    Sungguh banyak harapan terpendam
    Ilmu maha luas telah tertuliskan
    Namun sayang kau malas membaca
    Dunia begitu luas ilmu pun begitu terbentang
    Sungguh dunia telah berkata,
    Kau ingin tahu isiku ?
    Kau ingin mengerti apa tentang dunia ini ?
    Malang beribu malang kau malas membaca
    Duhai anak yang malang
    Bangkitlah sekarang
    Wawasan luas telah menantimu
    Lawanlah jiwa kotormu itu
    Tuk mencapai impianmu

    6. Surat Tuk Bapak Presiden
    Hari ini Indonesia merintih
    Berita demi berita hanyalah berisi kepedihan
    Begitu banyak rakyat menderita
    Sungguh berat beban hidup ini
    Bapak presiden kenapa sekolah ini mahal ?
    Kenapa banyak rakyat miskin tak bisa bersekolah
    Kenapa sembako dan BBM merangkak naik
    Sungguh pilu hati ini melihatnya
    Bapak presiden marilah kita gandengkan tangan,
    Rekatkan barisan , ambilah jalan yang terbaik
    Berilah kemudahan bagi siswa – siswi Indonesia
    Berilah kelapangan bagi rakyat – rakyat miskin
    Bapak presiden kami kan bersatu,
    tapi kuasa ada di tanganmu

    7. Manusia Sabang dan Merauke
    Ketika menunjuk ujung barat Indonesia
    Ketika menunjuk ujung timur Indonesia
    Mata ini tak lepas lepasnya membelalak
    mengikuti putaran irama yang sedang membiak
    Megah memang di sebelah barat
    namun lusuh mungkin di sebelah timur
    Lurus mungkin disebelah barat
    namun keriting tapi di sebelah timur
    Apa mau dikata dan siapa mau menyangka
    Sabang dan merauke adalah putih dengan hitam
    Namun Indonesia adalah abu-abu
    Dimana putih telah tumpah dengan hitam

    8. Kota Pendidikan
    Di tempat ini kami lahir
    Di tanah ini kami besar
    Sejarah bicara dan kami menyaksikan
    Kau tumbuh dengan timbunan pengalaman dan pengetahuan
    Dan kini kau wariskan pada kami anak bangsa
    Kota budaya, kota etika, kota pendidikan
    tersandangkan di tanahmu
    Bendera kalimat itu sulit
    memang dipertahankan
    Kini tersaksikan hanya segelintir saja
    yang berkibar di udara
    Apa ditanya ?, mengapa ini terjadi dan berbalik nyata ?
    Manusia Jogja ada dimana ?

    9. Serdadu Proklamasi
    Terngiang – ngiang sudah
    Puluhan tahun begitu membekas
    Semangatmu tertancap kuat hingga sekarang
    Tidak pernah terpikirkan
    Apa jadinya bila serdadu itu hilang
    Proklamasi tidak akan menggema
    Serdadu proklamasi tancapan kuat proklamasimu
    menorehkan barisan berapi – api
    Perjuangan itu menjalar hingga sekarang
    Kobaran nasionalismemu
    membawa bangsa ini hingga merdeka
    Oh, serdadu proklamasi
    maafkanlah kami,jika sekarang perjuangan itu
    tersendat bagaikan kereta yang macet


    10. Untukmu Kartiniku
    Masa penjajahan membelenggu bangsa Indonesia
    Masa penindasan begitu mencekal rakyat
    Tak ada kebebasan pada waktu itu
    Tak ada kelapangan di zaman itu
    Semua hidup dalam tekanan
    Wanita – wanita tak boleh bersekolah
    Wanita – wanita tak diberi kebebasan
    Wanita- wanita dikurung di dalam rumah
    Ibarat katak berada dalam tempurung
    Hanya kekhawatiran yang ada pada waktu itu
    Hanya kecemasan yang ada pada saat itu
    Seolah menandakan wanita Indonesia tak mampu bangkit
    Adalah sebuah keberanian melawan arus
    Melakukan secara diam – diam
    Merombak total pemikiran wanita Indonesia
    Menuai hasil dimasa sekarang, terima kasih Kartiniku !

    11. Majulah Terus Siswa Indonesia
    Dengar, dengar, dengarlah isi tulisan ini
    Hanya kepadamu harapan ku sandangkan
    Hanya kepadamu cita- cita dipertaruhkan
    Tak ada sesuatu yang tak mungkin bagimu
    Bangkitlah melawan arus yang terus mendera
    Kuasailah dirimu dengan sikap optimis
    Paculah laju kudamu sekencang-kencangnya
    Lawanlah bebatuan terjal yang mengusik di jalanan
    Ingat, Engkau adalah harapan, engkau adalah masa depan
    Masa depan ada di tanganmu
    Harapan terpendam ada di pundakmu
    Nasib bangsa engkau yang menentukan

    12. Pahlawan Pendidikan
    Jika dunia kami yang dulu kosong
    tak pernah kau isi
    Mungkin hanya ada warna hampa, gelap
    tak bisa apa-apa, tak bisa kemana-mana
    Tapi kini dunia kami penuh warna
    Dengan goresan garis-garis, juga kata
    Yang dulu hanya jadi mimpi
    Kini mulai terlihat bukan lagi mimpi
    Itu karena kau yang mengajarkan
    Tentang mana warna yang indah
    Tentang garis yang harus dilukis
    Juga tentang kata yang harus dibaca
    Terimakasih guruku dari hatiku
    Untuk semua pejuang pendidikan
    Dengan pendidikanlah kita bisa memperbaiki bangsa
    Dengan pendidikanlah nasib kita bisa dirubah
    Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin
    Hanya ucapan terakhir dari mulutku
    Di hari pendidikan nasional ini
    Gempitakanlah selalu jiwamu
    wahai pejuang pendidikan Indonesia

    13. Menulis Itu Indah
    Hai bocah kecil……
    Angkatlah pena itu dan
    goreskanlah keinginanmu dengan jelas
    Tuliskan apa saja yang kau ingin
    dan harapkan
    Tak usahlah kau takut mengotori kertas itu
    Kertas itu nanti memang jadi kotor
    Dan kotor di kertas itu
    Akan membantu dalam mewujudkan cita-citamu
    Apakah kau tidak tahu
    Tulisanmu adalah harta bagi siapa saja
    yang membacanya

    14. Sumpah pemuda
    Wahai para pemuda pendahulu…..
    Yang telah hidup puluhan tahun berlalu
    Yang telah membuat semua bersatu
    Mengabadikan lentera nusantaramu
    Di kala sekarang telah tiada
    Gema janji sumpahmu tetap masih meraung
    Meraung keras di seluruh penjuru sudut bangsa ini
    28 oktober, karenamu pemuda Indonesia melebur
    Menjadi sebuah pedang yang diasah tajam
    Dan siap di gunakan untuk mengisi kemerdekaan ini
    Terima kasih sumpahmu
    28 oktober kan kugemakan slalu sampai nanti
    mentari tenggelam di seberang timur

    15. Terlambat sekolah
    Burung telah bernyanyi di kala pagi
    Menyanyikan lagu semangat tuk menanti hari berseri
    Dan bedalah manusia dengan burung itu
    Di balik selimut manusia bersembunyi
    Menyenyakkan diri melupakan kewajiban hati
    Aku tidaklah beda masih demikian
    Kemalasan telah meracuniku
    Hingga aku tak bisa berbuat banyak
    Kesekolah tidak bisa datang tepat
    Aku kalah dengan seekor burung
    Hingga malupun aku dapat

    16. Sekolahku Sehat
    Sekolahku yang sehat
    Betapa ku mencintaimu
    Terimakasih kawan kawanku
    Yang telah membersihkannya
    Akan ku kenang engkau
    Sekarang sekolahku indah dan sehat
    Betapa aku senang
    Ini semua karena keikhlasanmu yang menggema

    17. Pahlawan
    Oh, pahlawan
    Engakulah yang melindungi bangsa
    Tiada engkau, tiada kebebasan
    Karenamu bangsa bebas dari penjajah
    Sekarang tiada engkau lagi
    Dan bangsa harus tetap bersatu
    Ku akan merindukanmu selalu
    Karena namamu tetap harum menyatu di kalbu

    18. Untukmu Guru Bangsa
    Guru…….
    Engakulah pengajar kami
    Engkau ajarkan ilmumu untuk kami
    Tiada bosan bosan engkau mengajar
    Dengan penuh kesabaran
    Guru ………..
    Engkau mengajar dengan ikhlas
    Engkaulah pendidik putra putri bangsa
    Jasamu kepada kami sungguh besar
    Hingga aku menjadi pandai dan pintar

    19. Indonesiaku
    Angin berdesir di pantai
    Angin berdesir sepoi-sepoi
    Burung pun ikut berkicau dengan merdu
    Di atas pantaiku
    Sawahnya yang hijau terbentang luas
    Gunungnya tinggi menjulang
    Itulah Indonesiaku
    Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
    Di sanalah aku akhir menutup mata

    20. Guruku
    Terima kasih guruku
    Kau telah memberiku pendidikan
    Sungguh senangnya aku
    Mendapat ilmu karena pendidikanmu
    Engkau adalah pahlawan tanpa tanda jasa
    Aku ingin sepertimu
    Walau kau keras kepadaku
    Aku tau kau sangat sayang padaku
    Terima